Apa itu Berpikir Kritis ?
Apa yang
dimaksud berpikir kritis itu ?
Menurut teori, berpikir kritis adalah proses mental untuk
menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan
dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Belajar untuk
berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan,
mengkategorikan, seleksi, dan menilai/memutuskan.
Seorang yang berpikir kritis, dalam
menanggapai sesuatu, dalam benaknya selalu ada pertanyaan “kenapa ?” atau bisa
juga “bagaimana bisa ?” atau “bagaimana anda tahu?”. Dan untuk mengurangi pemihakan,
beberapa cara harus dilakukan jika seseorang ingin berpikir kritis. Jangan
tanyakan “Bagaimana hal ini bertentangan dengan pendapat saya?”, tapi
tanyakanlah “Apa artinya ini?”
Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan
bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya
dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan
dalam pemecahan masalah / pencarian solusi, dan pengelolaan proyek.Pengembangan
kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa bagian pengembangan
kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian,
pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik pengembangan
kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat mengatasi
masalah-masalah/proyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan.
Berikut
adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis, misalnya
1. membanding dan membedakan,
2. membuat kategori,
3. meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan,
4. menerangkan sebab,
5. membuat sekuen / urutan,
6. menentukan sumber yang dipercayai, dan
7. membuat ramalan.
Tentunya berpikir kritis tidak menjamin seseorang akan mencapai kesimpulan yang
tepat. Pertama, ada kemungkinan seseorang tidak memiliki seluruh informasi yang
relevan. Informasi yang penting mungkin belum ditemukan atau informasi tersebut
mungkin tidak akan dapat ditemukan. Kedua, pemihakan (bias) dari seseorang
dapat saja menghalangi pengumpulan dan penilaian informasi secara efektif.
Kesimpulan
Janganlah
membuat asumsi secara berlebihan, dengan kata lain: jangan memperumit masalah
anda. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang tidak akan selesai. Seseorang
dapat mencapai sebuah kesimpulan tentatif berdasarkan evaluasi dari informasi
yang ada. Tetapi, jika ada informasi baru yang ditemukan maka proses evaluasi
harus dijalankan kembali.
Logic
- Logika
juga merupakan suatu aktivitas pikiran yang pada awalnya dapat dimulai
melalui pengalaman indera atau observasi empiris sehingga terjadi
pembentukan pengertian tepat tidaknya pengertian itu tergantung
dari tepat tidaknya cara melakukan observasi empirik, masalah indera bukan
masalah pikiran. Pengertian sebagai istilah berarti suatu metode /
teknik yang diciptakanuntuk meneliti ketepatan penilaian.
Fallacies :
Kekeliruan adalah sikap yang ditunjukan atau pernyataan yang dibuat oleh
seseorang saat sikap atau pernyataan tersebut memiliki alasan yang tidak benar.
Kekeliruan juga sering disebut salah dimana istilah ini merujuk dalam konsep
dalam hukum, etika dan ilmu pengetahuan.
Ada beberapa jenis kekeliruan umum :
Ad hominem dimana yang diserang adalah orangnya dan bukan mengarah pada
masalah.
Mengindahkan pernyataan dimana alasan yang diberikan tidak memiliki hubungan
dengan masalah yang di diskusikan.
Nonsequiter dimana kesimpulan yang diambil (bantahan) tidak berdasarkan premis.