Ibnu Pratomo |
”Bedanya dengan seniman lain, pandai besi menggunakan logam sebagai medium karya,” kata ayah tiga anak ini.
Untuk menularkan misinya, Ibnu pun mengumpulkan orang-orang yang merasa punya panggilan yang sama.
Salah satunya Fernando Adelnihansyah (20). Ia terpanggil untuk mempertahankan seni tradisi. Ia pun mengajak anak muda untuk menggali kembali pekerjaan yang dianggap hampir punah ini.
Fernando bersama kawan-kawannya dari Pijar Komunitas Menempa Bandung menggelar pelatihan menempa besi di sudut arena Pasar Seni ITB (Institut Teknologi Bandung), Minggu (23/11).
Di acara itu, pengunjung Pasar Seni ITB, yang sebagian besar anak muda, diajarkan melihat proses pembentukan batang besi menjadi pisau, kujang, ataupun keris. Ada juga peragaan peleburan besi. Pengunjung bisa merasakan langsung beratnya mengangkat martil berbobot 6 kilogram itu dan menghantamkannya ke lempengan besi panas.
Ketertarikannya pada aktivitas menempa besi dimaknai Fernando tak hanya sekadar membentuk besi menjadi pisau, tetapi juga ikut membentuk kepribadiannya menjadi setajam pisau.
Nilai itulah yang hendak ditularkan Ibnu melalui komunitas yang berdiri sejak 2012 itu. Komunitas itu kini beranggota aktif 15 orang.
Ibnu Pratomo (38) merupakan sosok yang mendirikan Pijar Komunitas Menempa Bandung. Ibnu menganggap bahwa proses menempa logam adalah seperti seorang seniman yang sedang berkarya